Minggu, 31 Maret 2013

Dahulu benci sekaranng cinta


Matematika memperkenalkan dan mengajarkanku untuk mengoperasikan angka. Matematika juga memberikanku banyak rumus dalam kehidupan.

 

Sewaktu masih duduk di bangku sekolah, pelajaran Matematika adalah salah satu pelajaran yang paling kuhindari. Jika bisa ingin rasanya aku menghapuskan pelajaran ini dari sekolah. Namun apalah daya, pelajaran Matematika tidak akan pernah terhapuskan karena merupakan pelajaran yang pokok. Ada beberapa pengalaman yang dulu membuatku tadinya tidak terlalu menyukai Matematika namun sekarang menjadi cinta Matematika.

 

Pertama,

Waktu di kelas 5 SD, ada guruku yang bernama Pak Adiri. Beliau merupakan guru yang cukup tegas dan juga sedikit killer. Setiap ada pelajarannya, entah kenapa aku pasti merasa sakit perut. Mungkin ini karena aku tegang mengikuti pelajarannya. Bagaimana tidak tegang?

Waktu itu aku duduk di kursi paling depan. Otomatis berhadapan langsung dengan guru. Pak Adiri ini tiap mengajar suaranya keras dan selalu memberikan soal kemudian menyuruh muridnya untuk mengerjakan. Bagi yang tidak bisa menjawab, akan diberi hukuman. Dan setiap ada anak yang tidak bisa mengerjakan soal, Pak Adiri ini selalu marah sambil menggebrak meja. Dan yang digebrak adalah mejaku.

Aku yang memang sensitif dan perasa menganggap seolah gebrakan meja dan hukuman itu dialamatkan buatku. Tapi ada 1 hal yang membuatku akhirnya suka dengan pelajaran beliau. Pak Adiri akan memberikan poin bagi yang bisa mengerjakan soal ke depan. Setiap 1 soal akan diberikan 10 poin. Dan kalau mencapai 100 poin akan diberikan 2 batang coklat. Karena kebetulan aku adalah penggemar cokelat jadi aku tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan itu.

Akhirnya setiap ada pelajaran Pak Adiri, aku selalu mencoba maju dan mengerjakan soal dengan benar. Aku pun mendapatkan hadiah coklat pertamaku setelah berhasil memberanikan diri untuk maju dan menghadapi pelajaran Pak Adiri. Sejak saat itu aku menyenangi Matematika dan mendapatkan hadiah-hadiah coklatku berikutnya. Alhamdulilah pula aku mendapatkan ranking 1 dengan nilai Matematika 9 di raport.

 

Kedua,

Waktu di kelas 3 SMP, ada guruku yang bernama Pak Yosef. Sama seperti Pak Adiri, beliau cukup tegas, killer dan sangat disegani oleh murid-muridnya. Hanya saja Pak Yosef sedikit kasar kata-katanya dibanding Pak Adiri. Jika masuk ke kelas pasti beliau memberikan soal dan menunjuk murid secara acak untuk kemudian disuruh mengerjakan soal. Jika murid tidak bisa menjawab, murid itu akan dikatai 8390 (dibaca : Bego) dan 70101 (dibaca : Tolol). Dan pastinya akan dikenai hukuman. Karena tidak ingin dikata-katai dengan angka 8390 dan 70101, maka aku bertekad untuk bisa selalu menjawab soal yang diberikan jika aku mndapat giliran. Sesulit apapun itu.

Karenanya aku harus belajar Matematika dengan rajin dan sering berlatih. Saat aku mendapat giliran, Pak Yosef memberikan soal yang sangat sulit karena soal ini belum pernah diajarkan. Soal Limit. Beruntung malamnya aku sempat berlatih dan minta diajarkan soal yang berhubungan dengan Limit. Hasilnya? Aku bisa menjawab dan mendapatkan reward berupa buku Kumpulan Rumus Matematika dan juga coklat 10 batang. Serta bonusnya aku menjadi “Anak Emas” beliau serta mendapat nilai Matematika 9 lagi di raport. Sungguh bangga.

 

Inilah pengalamanku yang membuatku dulu membenci Matematika kini menjadi sangat mencintai Matematika. Dan pesanku Jangan pernah membenci Matematika jika belum pernah mencoba memecahkan soalnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penulis yang lahir di Bandung, 16 Januari 1990 ini bernama Nadila Samantha. Biasa dipanggil Dila atau Nay. Penulis yang merupakan anak pertama dari 2 bersaudara ini masih tinggal bersama orang tuanya di Jalan Arwana Timur blok R3/18, Marga Asih – Cimahi. Jika ingin menghubungi penulis bisa ke nomor handphone 085624073778 atau ke alamat e-mail nadila_samantha@hotmail.com. Penulis yang merupakan mahasiswi dan berstatus single ini adalah seorang pemain biola. Sejak SD menyukai dunia menulis namun baru aktif kurang lebih 4 bulan yang lalu. Yang diharapkan sekarang adalah bisa menghasilkan karya yang dapat diapresiasi dan bisa menginspirasi semua orang.

0 komentar:

Posting Komentar