Rintik
hujan yang turun mengguyur membasahi bumi, dinginnya malam, namun tetap hangat
karena ada tungku perapian, makan malam romantis dan juga someone special.
“
Sayang, bagaimana makan malamnya? Apa kau senang dengan designku?” ucap seorang
lelaki yang sedang duduk berhadapan dengan kekasihnya.
“
Ini bagus dan romantis sekali. Aku tidak menyangka kamu bisa design seperti
ini. Hebat..!” kagum Aneila.
Kemudian
lelaki itu memegang tangan Aneila, menatapnya dengan penuh mesra, dan kemudian
memberikan sebuah piring yang diatasnya ada cawan berisikan sampanye serta ada
sebuah benda kecil berbentuk lingkaran berhiaskan 1 mata berlian.
“
Honey, will u marry me?” ucap cowok Aneila sambil berlutut.
Tanpa
berpikir panjang Aneila pun langsung menjawab, “ Yes, I do.”
Malam
itu menjadi malam paling bahagia, romantis dan juga paling bersejarah dalam
hidup Aneila. Dirinya kini telah dilamar oleh sang Pujaan Hati setelah pacaran
selama 4 tahun.
***
Kini
Aneila resmi dipersunting oleh Aldo, cowoknya. Prosesi ijab kabul dijalani
dengan lancar. Aneila dan suaminya berencana untuk bulan madu ke Seoul, Korea
Selatan. Karena Aneila sangat suka dengan segala hal yang berbau Korea dan
Seoul memang tempat tujuan wisata yang terkenal sebagai Kota Termahal di Asia.
“
Sayang, apa kamu senang kita bulan madu ke sini?” ucap Aldo saat baru datang di
bandara kota Seoul.
“
Hmmm...Aku bahagia....sekali karena aku datang ke tempat ini bersama dengan
suamiku tercinta untuk bulan madu.” Aneila tersenyum dan memeluk hangat
suaminya.
Mereka
menjalani masa bulan madu di Seoul selama 2 minggu.
Namun
kejadian buruk menimpa mereka saat kembali ke Indonesia. Dalam perjalanan
pulang menuju rumah baru, mobil yang ditumpangi mereka kecelakaan.
***
Di
rumah sakit, Aneila tak sadarkan diri. Mama Aneila selalu setia mendampinginya
setiap hari. Tiba-tiba keajaiban pun muncul. Mata Aneila sudah terbuka. Aneila mulai
siuman kembali.
“
M...Ma..A...ku...dimana?” Aneila berbicara masih terbata-bata.
“
Sayang, kamu sekarang di rumah sakit. Kamu sudah tidak sadarkan diri selama 5
hari. Sudah jangan terlalu banyak bergerak dulu. Kamu masih lemah.” Mama
mencoba menenangkan Aneila. Sangat jelas terlihat wajah Mama yang cantik kini
berubah. Matanya seperti lebam karena kekurangan tidur dan juga terlalu banyak
menangis. Hingga air mata Mama pun masih membekas di pelupuk pipinya.
“
Mas...Aldo dimana, Ma?”
“
Dia ada di kamar sebelah, Sayang. Kamu harus banyak istirahat dulu.”
“
Aku ingin melihat Mas Aldo, Ma.” Aneila mulai bangun dari tempat tidurnya.
“
Jangan dulu, Sayang.” Mama mencoba menahan Aneila untuk tidak beranjak dari
kasurnya.
“
Kenapa, Ma? Aku mau lihat sebentar. Lagipula aku sudah mendingan.”
“
Jangan dulu, Nak. Jangan...” Mama tidak bisa menahan keinginan Aneila dan saat
Aneila membuka selimutnya, Aneila sangat kaget dan menjerit sekerasnya. Dia
baru menyadari saat akan turun tempat tidur, bahwa kini kedua kakinya tidak ada
lagi. Kakinya harus diamputasi akibat kecelakaan.
***
Setelah
kembali dari rumah sakit, keadaan psikologi Aneila memang cukup terganggu.
Aneila mengalami stres berat akibat kakinya yang harus diamputasi dan itu
membuatnya harus hidup dengan kursi roda. Namun suaminya masih tetap mencintai
Aneila dan memberikan hangatnya kasih sayang. Betapa beruntungnya Aneila
mempunyai suami seperti Aldo. Tapi semua itu ternyata tidak berlangsung lama.
Aldo sekarang jadi sering pulang terlambat dan bahkan tidak pulang sama sekali.
Rumah tangga mereka diterpa badai yang membuat mereka kerap kali bertengkar.
Mas, hari ini kita makan malam
bersama ya. Mas pulang cepat kan hari ini? Aku sengaja masak makanan kesukaan
Mas. Aneila mengirim sms kepada Aldo.
Drrrttt....drrrtt...Handphone
Aneila bergetar.
Klik...Aneila
membuka pesan yang masuk ke Hpnya.
From
: My lovely Husband
Maaf, hari ini aku ada meeting
mendadak di Bogor jadi sepertinya kita tidak bisa makan malam bersama. Maaf
membuatmu kecewa. Love you.
Setiap
kali selalu ada saja alasan Aldo untuk tidak pulang ke rumah. Sampai akhirnya
Aneila mencoba untuk berbicara dengan keluarga Aldo mengenai sikap Aldo selama
ini.
“
Ya sudah, kalau begitu kita adakan pertemuan keluarga saja. Supaya kita
bermusyawarah mengenai keputusan hubungan kalian.” jawab Mama Aldo.
***
Besok
malamnya di rumah Aldo.
“
Setelah kami bicara dengan Aldo dan mempertimbangkan, kami rasa sebaiknya Aldo
dan Aneila berpisah.” ucap Papa Aldo. Terang hal itu membuat Aneila terkejut.
“
Memangnya apa salahku selama ini, Pa? Apa salahku, Mas?” derai air mata mulai
menetes membasahi pipi Aneila.
“
Maafkan aku, Aneila. Kurasa sebaiknya kita pisah ranjang dulu. Aku butuh waktu
untuk introspeksi. Dan butuh waktu juga untuk bisa mengerti dan menerima
keadaanmu yang sekarang.” Aldo mencoba mengeluarkan isi hatinya.
“
Apa ini karena aku cacat, Mas? Bukankah Mas pernah berjanji akan selalu
mencintaiku meskipun dengan keadaan yang seperti ini?”
“
Maaf sekali Aneila. Tolong mengerti dulu keadaanku. Lagipula kita hanya pisah
ranjang bukan cerai.”
Aneila
tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mulutnya serasa dibungkam membeku. Kini ia
hanya bisa menerima keputusan yang dipilih Aldo.
***
Lirik
lagu Talking To The Moon – Bruno Mars seolah menceritakan suasana hati yang
dirasakan oleh Aneila saat ini. Karena setelah 3 bulan pisah ranjang bersama
suaminya, dirinya tidak pernah mendapatkan kabar sama sekali dari Aldo. Karena
sudah didera oleh rindu yang sangat kepada suaminya, Aneila pun memutuskan
untuk mencoba mencari Aldo.
“Aku
harus mencari Mas Aldo dan bertemu dengannya. Karena aku sudah sangat
merindukannya.” gumam Aneila dalam hati.
Pencarian
pertama dimulai dari keluarga Aldo. Aneila mencoba untuk mendatangi kediaman
mertuanya sambil bersilaturahmi.
“
Apa kabar, Ma?” sambil berusaha sungkem kepada Mama Aldo.
“
Mau apalagi kamu kesini? Kita sudah tidak ada hubungan keluarga lagi kan?” Mama
Aldo mencoba mengusir Aneila.
“
Aneila mau bertemu Mas Aldo, Ma. Dimana dia sekarang? Aneila hanya ingin
bertemu sebentar saja.” pinta Aneila.
Batin
Aneila menjerit sakit. Dirinya tidak mengerti apa salahnya. Yang dia tahu hanya
dia sekarang cacat. Apa karena itu keluarga Aldo tidak menganggap dirinya
menantu dan keluarga lagi?
Hasil
pencarian pertama nihil. Aneila mencoba pergi ke rumah saudara iparnya.
“
Kak, aku ingin tanya apakah Kakak tahu dimana Mas Aldo sekarang? Tolong
beritahu aku, Kak. Aneila mohon.” pinta Aneila disertai dengan derai air mata.
Melihat
hal itu Kakak Aldo pun merasa tak tega hingga memberitahu dimana keberadaan
Aldo. Diberinya sebuah alamat. Tanpa berpikir panjang lagi, Aneila segera pergi
ke sana ditemani oleh supirnya.
Setelah
sampai ternyata Aldo tidak ada. Aldo sudah tidak tinggal di alamat itu lagi.
Perasaan hopeless kembali mendera batin Aneila. Hingga membuatnya jatuh
pingsan.
***
Sejak
ditinggal oleh Aldo, Aneila jadi sering pingsan. Namun Aneila tetap gigih dan
tidak pernah putus asa untuk mencari Aldo. Dirinya terus berusaha menghubungi
kerabat dan juga teman-teman Aldo. Meminta bantuan mereka untuk ikut mencarikan
informasi tentang Aldo.
Sampai
akhirnya pada suatu hari tepat tanggal 14 Juni 2011, tanggal anniversary
pernikahan mereka yang ke-2 tahun, Aneila melihat Aldo di sebuah kompleks
perumahan di daerah Kota Baru Parahyangan, Bandung. Penantian dan usahanya
selama ini mencari Aldo membuahkan hasil. Aneila pun menyuruh supirnya untuk
mencari informasi tentang Aldo. Apakah benar dia tinggal di situ, bersama siapa
dia tinggal, dan sudah berapa lama?
“
Bu, saya sudah dapat kabar tentang Bapak. Warga sini dan juga Pak Rtnya bilang
bahwa itu memang benar rumah Bapak. Baru 3 bulan ditempati.” supirnya
menerangkan.
“
Terima kasih, Pak sudah membantu saya. Lalu dengan siapa dia tinggal?”
“....”
supirnya hanya menghela nafas dan terdiam.
“
Pak, ada apa? Kenapa malah diam? Cepat beritahu saya Mas Aldo tinggal bersama
siapa?” Aneila semakin penasaran.
“
Tapi Ibu harus janji bisa tabah ya, Bu mendengarnya? Karena saya khawatir Ibu
akan sakit.”
“
Iya, Pak. Insya Allah saya bisa menerimanya dengan lapang dada.” Aneila mencoba
meyakinkan supirnya.
“
Bapak....em...Bapak tinggal bersama istri barunya, Bu. Saya tahu Ibu pasti akan
shock mendengar ini. Sekali lagi yang tabah ya, Bu.” dengan sedikit ragu
supirnya mencoba memberikan informasi sambil menenangkan Aneila.
“
Apa? Istrinya? Mas Aldo sudah punya istri lagi?”
Seketika
itu pula Aneila kembali pingsan.
***
Setelah
kembali siuman Aneila mencoba untuk menyambangi kediaman Aldo.
Ting...Tong...Ting...Tong...Aneila
membunyikan bel rumah Aldo.
“
Ya? Siapa ya? Tunggu sebentar...” terdengar suara perempuan berteriak dari
dalam rumah. Dan itu pasti suara istri baru Aldo.
Ceklek...pintu
terbuka. “ Assalamualaikum. Permisi, Mbak.” sapa Aneila.
“
Iya. Mau cari siapa ya, Mbak?” perempuan tadi terlihat bingung sambil
memandangi Aneila dari atas ke bawah.
“
Maaf mengganggu. Apa Mbak istrinya Mas Aldo? Mas Aldo ada, Mbak? Saya ingin
bertemu sebentar.”
“
Aldo? Memang Mbak ini siapanya?” tanya perempuan tadi bingung.
“
Saya istri sahnya Mas Aldo. Boleh saya bertemu Mas Aldo sebentar saja, Mbak?
Saya hanya ingin bicara dan berpamitan sebentar.”
“
Istrinya? Jadi Aldo belum cerai? Ya sudah, tunggu sebentar ya.” Wajah perempuan
tadi berubah menjadi judes seakan ada api cemburu dan emosi yang membakar
hatinya.
5
menit menunggu Aldo pun keluar. Aldo terkejut melihat Aneila bisa berada di
rumahnya.
“
Aneila? Kenapa kamu ada di sini?” tanya Aldo.
“
Iya, Mas. Aku berusaha mencari kamu kemana-mana sampai akhirnya aku bisa
menemukanmu di sini. Bolehkah aku bicara sebentar...saja?” pinta Aneila.
“
Tunggu...Tunggu. Ini maksudnya apa? Mbak mau bicara apa dengan suami saya? Saya
harus ikut.” kata istri baru Aldo sambil memegang tangan Aldo.
“
Iya tidak apa-apa kalau Mbak mau ikut mendengar. Saya hanya mau bicara sebentar
saja kok dengan Mas Aldo.” jawab Aneila penuh dengan kelembutan.
Baru
mau mulai bicara, Aneila sudah tidak kuat menahan sakit kepala yang dialaminya
dan akhirnya kembali jatuh pingsan. Aldo panik kemudian membawa Aneila ke rumah
sakit bersama dengan istri juga supir Aneila.
***
Di
rumah sakit...
“
Aneila..Kamu sudah sadar?” tanya Aldo.
Aneila
hanya membalas dengan simpul senyum kecil yang mengembang dari bibirnya yang
kini sudah tampak pucat pasi.
“
Kamu sakit apa? Ya sudah sekarang kamu istirahat dulu ya. Kamu masih harus
banyak istirahat.”
“
Ma...s...” suara Aneila masih terdengar sangat lemah.
Aldo
hanya menatap Aneila dan berusaha untuk mendengarkan.
“
Sebenarnya aku didiagnosa mengidap penyakit Kanker hati stadium 3. Umurku tidak
akan lama lagi. Aku hanya ingin bilang terima kasih Mas sudah pernah mengisi
lembaran hariku dengan cinta kasih tulus yang mampu membuatku merasa sebagai
wanita terindah di dunia. Aku merelakan Mas memulai mahligai rumah tangga
dengan istri Mas sekarang.”
Aneila
menggenggam tangan Aldo dan menyatukan tangan Aldo ke tangan istrinya.
“
Aneila....kamu...”
“
Aku ikhlas merestui kalian berdua. Kedatanganku hari ini tidak ada niatan sama
sekali untuk merusak mahligai rumah tangga baru kalian. Aneila hanya ingin
bertemu dan berpamitan dengan Mas Aldo saja. Sehingga Aneila dapat pergi dengan
tenang.”
Aneila
memang seorang perempuan yang memiliki hati sangat mulia. Sesuai dengan namanya
yaitu Aileen Anela yang dalam bahasa Yunani berarti Cahaya Malaikat. Hati
Aneila memang seperti malaikat. Meskipun sebenarnya sayatan hati itu begitu
dalam namun Aneila tetap bisa menerima semuanya dengan ikhlas bahkan tetap
mencintai Aldo. Malah Aneila merestui pernikahan Aldo.
“
Maksud kamu apa, Aneila? Kamu mau pergi ke mana?” tanya Aldo penasaran
bercampur cemas.
Aneila
hanya tersenyum, memberikan Aldo sebuah surat kemudian matanya kembali tertutup.
Aldo dengan sigap segera memanggil dokter untuk segera menolong Aneila. Namun
sayang....
“
Maaf. Dia sudah tidak bisa tertolong lagi. Dia telah pergi. Semoga tabah ya. “
ucap Dokter sambil kemudian meninggalkan ruangan.
“
Aneila...!!! Bangun...!!! Tolong jangan tinggalkan aku seperti ini..!!!” Aldo
terus berteriak sambil mengguncangkan tubuh Aneila. Tanpa terasa air mata
meleleh dari matanya.
Dibukanya
surat itu dan dibaca..
Dear Mas Aldo,
Sekarang ini adalah tanggal 14 Juni
2011. Hari ini adalah hari annyversary kita yang ke-2 tahun. Namun sayang Mas
tidak ada di sisiku. Mungkin di saat Mas membaca surat ini aku sudah pergi
dengan tenang menghadap Sang Ilahi. Ketahuilah dalam hatiku selalu ada nama
Mas. Karena hatiku telah terpatri hanya untuk Mas. Aku akan selalu mencintai
Mas meskipun aku tidak ada di sisi Mas lagi. Maafkan aku yang tak bisa menjadi
istri sempurna untuk Mas dan maaf karena aku tidak pernah membertitahu tentang
penyakitku ini kepada Mas. Sekali lagi Aku ingin mengatakan bahwa Aku sangat
mencintai Mas. Happy Annyversary yang ke-2 tahun ya, Mas.
Salam hangat dari istrimu,
Aneila
Tampak
terasa penyesalan yang sangat di mata dan hati Aldo. Tidak pernah terpikir
olehnya kenapa dia bisa menyia-nyiakan wanita yang sangat baik dan tulus
mencintainya.
Namun
semua sudah terlambat. Aneila kini telah pergi. Kenangan manis mereka kini
sudah terkubur rapat bersama dengan tubuh Aneila yang kini sudah pergi dengan
tenang.